FAO Sebut Harga Pangan Dunia Turun, Kok Inflasi Global?

Food and Agriculture Organization (FAO) menyebut indeks harga pangan dunia turun dalam enam bulan berturut-turut pada September 2022. Pada September 2022, indeks harga yang melacak komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global berada di kisaran 136,3 poin. Sementara bulan sebelumnya, berkisar 137,9 poin. FAO menyebut indeks harga pangan dunia surut dari level tertingginya sepanjang masa pada awal perang Rusia-Ukraina, yakni 159,7 pada Maret. Penurunan indeks harga pangan dunia didorong oleh penurunan harga minyak nabati 6,6 persen secara bulanan. Kemudian, harga gula, susu, dan daging turun kurang dari satu persen.

Menurut FAO, indeks harga pangan dunia yang turun berkontribusi dalam upaya mengurangi laju inflasi global. Masalahnya, indeks harga sereal justru menunjukkan tren penguatan. Secara bulanan, kenaikannya mencapai 1,5 persen pada September 2022 yang dipicu oleh kenaikan harga gandum 2,2 persen.

Di sisi lain, inflasi global masih menjadi momok yang menakut-nakuti banyak negara mencapai pemulihan ekonomi tahun ini. Bahkan, lembaga-lembaga asing, seperti Bank Dunia dan IMF, memperkirakan resesi global akan terjadi tahun depan karena kebijakan bank sentral banyak negara yang menaikkan suku bunga demi mengendalikan lonjakan inflasi. Inflasi global yang meningkat disumbang oleh kenaikan harga pangan, harga bensin atau BBM, energi, termasuk karena gangguan rantai pasok.

Search