Oleh sejumlah pihak, isyarat Jokowi yang berbicara soal sosok capres dan cawapres Pemilu 2024, disebut-sebut sebagai sinyal dukungan atau endorsement politik. Di sisi lain, saking banyaknya tokoh yang pernah disebut, Jokowi dinilai tengah basa-basi saja.
Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto, menyebut langkah Presiden Jokowi yang menyebut sejumlah nama politisi dalam acara perayaan Harlah ke-50 PPP, dinilai sebagai endorsement politik. Hasto mengatakan bahwa Jokowi selalu memantau “ekspektasi rakyat” terhadap calon-calon pemimpin nasional yang dipersepsikan positif oleh masyarakat. Jokowi merupakan bagian dari PDI-P, Hasto menegaskan bahwa calon presiden yang akan diusung partainya adalah kader mereka sendiri.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganggap, Jokowi hanya basa-basi ketika menyebut sejumlah tokoh seperti Prabowo hingga AHY sebagai sosok capres-cawapres Pemilu 2024. Pernyataan yang disampaikan Jokowi di acara Harlah PPP ke-50 itu dinilai tak memuat dukungan politik berarti. Namun demikian, tak ada yang salah dengan basa-basi Jokowi. Justru, dengan sikap demikian presiden tidak terang-terangan memperlihatkan sikap politiknya.