Ekspor RI Lesu, Apindo Dorong Pemerintah Diversifikasi Produk & Negara Tujuan

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pemerintah perlu melakukan diversifikasi produk dan tujuan ekspor untuk menjaga kinerja perdagangan Indonesia. Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, ekspor komoditas akan berangsur sunset hingga akhir tahun karena normalisasi rantai pasok dan penurunan harga komoditas di pasar global yang sebelumnya terkena imbas karena konflik di Ukraina. Selain itu, ekspor produk bernilai tambah atau manufaktur juga diperkirakan akan terus mengalami kontraksi permintaan global hingga akhir tahun karena imbas dari inflasi potensi krisis ekonomi di pasar-pasar besar dunia, seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Indonesia pada Juni 2023 mencapai US$20,61 miliar atau turun sebesar 5,08 persen dibanding Mei 2023 (month-on-month/mom) dan turun 21,18 persen dari Juni 2022 (year-on-year/yoy). Ekspor migas dan nonmigas juga mengalami penurunan dengan masing-masing sebesar 3,64 persen (MoM) dan 5,17 persen (MoM). Pelemahan kinerja ekspor terjadi pada seluruh sektor pada Juni 2023. Sektor pertambangan menjadi sektor yang mengalami penurunan terdalam sebesar 15,30 persen (mom), disusul sektor pertanian sebesar 7,89 persen (mom), dan sektor industri pengolahan 2,24 persen (mom).

Penurunan nilai ekspor disebabkan turunnya harga beberapa komoditas unggulan Indonesia di pasar global, di antaranya batu bara (turun 6,78 persen), CPO (turun 3,90 persen), karet (turun 1,52 persen), aluminium (turun 1,58 persen), dan nikel (turun 1,19 persen). Meskipun outlook ini terkoreksi karena risiko krisis di negara maju menurun, Shinta tidak melihat ada perubahan total permintaan ekspor yang signifikan terhadap produk manufaktur, khususnya yang padat karya. Pasalnya, tidak ada reformasi struktural yang signifikan di sektor tersebut untuk meningkatkan daya saing ekspor manufaktur secara signifikan atau untuk mempercepat diversifikasi ekspor. Shinta memperkirakan melandainya kinerja perdagangan Indonesia bakal berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi, baik dari sisi penyerapan tenaga kerja maupun penerimaan pajak.

Search