Ekspor Kelapa Tak Bakal Disetop Walau di Dalam Negeri Harganya Mahal

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa ekspor kelapa tidak akan disetop meskipun harga dalam negeri meningkat. Ia menilai tingginya harga kelapa merupakan kabar baik bagi petani karena memberikan insentif untuk menanam lebih banyak dan meningkatkan perputaran ekonomi. Kenaikan harga kelapa disebabkan tingginya permintaan ekspor, terutama ke Tiongkok yang kini mengolah kelapa menjadi santan sebagai pengganti susu dalam minuman kopi. Akibatnya, stok dalam negeri menipis dan harga kelapa parut di pasar tradisional melonjak hingga dua kali lipat, mencapai Rp 25.000 per butir.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan moratorium ekspor kelapa bulat selama 3–6 bulan untuk menstabilkan pasokan dalam negeri. Usulan ini diajukan mengingat kelangkaan bahan baku telah mengganggu aktivitas industri dan menyebabkan pengurangan tenaga kerja. Namun, Zulhas menolak wacana moratorium tersebut dan memilih mendorong peningkatan produksi sebagai solusi jangka panjang guna menjaga keseimbangan antara ekspor dan kebutuhan domestik.

Search