Harapan Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi (high income country) pada 2045 atau saat memasuki Indonesia Emas 100 tahun masih menghadapi tantangan yang terjal. Selain masih banyak masalah yang fundamental, seperti pangan, energi, kemiskinan, dan angka pengangguran, secara makro juga masih dihadapkan pada pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai level yang memungkinkan penduduknya meraih pendapatan yang tinggi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sendiri akhirnya mengakui kalau Indonesia menargetkan menjadi negara berpenghasilan tinggi maka perekonomiannya harus tumbuh di level 6-7 persen per tahun. Sementara pertumbuhan ekonomi saat ini rata-rata masih berada di kisaran 5 persen.
Menkeu mengatakan banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target tersebut, mulai dari krisis keuangan global, inflasi tinggi, geopolitik, hingga perubahan iklim. Untuk mencapai pertumbuhan 6 hingga 7 persen, tambahnya, juga diperlukan pula kombinasi kebijakan fiskal, tidak hanya berasal dari sumber daya pemerintah. Indonesia, katanya, tidak bisa memiliki pertumbuhan yang tinggi, tetapi dengan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang juga tinggi. Untuk itu, diperlukan pelaksanaan reformasi struktural karena dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat dunia. “Reformasi struktural memang perlu kerja keras. Peningkatan pertumbuhan sebesar 1 hingga 2 persen benar-benar memerlukan reformasi struktural,” kata Menkeu.