Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebutkan suku bunga acuan BI akan tetap berada di level 3,5 persen pada bulan Juni ini. Hal ini mempertimbangkan tingkat inflasi yang masih sejalan dengan proyeksi. Josua menilai meski terjadi pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang bulan ini namun masih tetap dalam batas aman. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia masih kuat sehingga tak menjadi faktor yang perlu dikhawatirkan. Fundamental ekonomi yang solid ini tercermin dari neraca transaksi berjalan yang tercatat surplus, kinerja ekspor yang ditopang oleh kenaikan harga komoditas global serta cadangan devisa yang berada dalam level yang sehat. Ia memprediksi BI baru akan menaikkan suku bunga acuan pada semester II-2022 untuk meredam potensi peningkatan inflasi fundamental serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ekonom Maybank Myrdal Gunarto yang menilai BI masih dalam posisi menahan suku bunga. Itu dilakukan agar sejalan dengan upaya pemerintah yang menambah kapasitas belanja fiskal. Prediksi yang sama juga disampaikan oleh Ekonom Bank Danamon Irman Faiz. Ia menilai faktor utamanya BI masih menahan suku bunga karena tekanan inflasi yang masih dalam batas target baik dari sisi fiskal maupun moneter.