Seperti diketahui, pemerintah dan Komisi XI DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 yang menjadi dasar penyusunan RAPBN 2023 sebesar 5,3% hingga 5,9%. Target ini jauh lebih tinggi ketimbang outlook pertumbuhan ekonomi 2022 yakni 4,8%- 5,5%.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky melihat adanya potensi tekanan pada pertumbuhan ekonomi pada tahun depan. Terutama, lantaran adanya ancaman stagflasi global akan mempengaruhi pemulihan ekonomi domestik yang sedang berjalan. Kenaikan harga komoditas global berujung pada inflasi global akan berdampak kepada kondisi Indonesia. Jika hal ini menjadi tekanan inflasi di dalam negeri, maka daya beli masyarakat akan menurun dan memicu suku bunga domestik yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Ia memprediksikan, pertumbuhan ekonomi 2023 tidak setinggi target pemerintah dan DPR. “Mungkin di kisaran 5%-5,5%,” kata Riefky