Pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi 0,9 persen pada kuartal II 2022. Penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) itu makin meningkatkan risiko resesi ekonomi yang akan dialami AS. Dilansir dari CNN Business, Kamis (28/7), kontraksi ini membuat ekonomi negara AS kembali menyusut dua kuartal berturut-turut. Di sisi lain, bank sentral AS (The Fed) resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Kenaikan suku bunga itu adalah kedua yang berturut-turut dan yang keempat pada tahun ini. Kenaikan dilakukan demi mengatasi lonjakan inflasi AS yang beberapa waktu belakangan ini terus melonjak. Tercatat, inflasi AS sempat menyentuh 9,1 persen pada Juni lalu. Inflasi itu merupakan yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Sebelumnya, AS juga mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,4 persen pada kuartal I 20222 di tengah penurunan dana bantuan covid-19 dari pemerintah. Namun demikian, penurunan PDB AS tidak sejalan dengan permintaan domestik yang kuat. Kementerian Perdagangan AS menyebut kontraksi ekonomi ini merupakan yang pertama sejak resesi imbas pandemi hampir dua tahun lalu, didorong oleh defisit perdagangan karena lonjakan impor dan penurunan pasokan. Sementara itu, permintaan domestik meningkat dibandingkan kuartal keempat tahun lalu, menghilangkan kekhawatiran baik stagflasi atau pun resesi.