Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan pertumbuhan perdagangan dunia akan melambat tajam menjadi satu persen pada 2023, turun dari perkiraan tertinggi 3,5 persen tahun ini. Ekonom WTO mengatakan, perdagangan memainkan peran penting dalam menjaga ekonomi dunia tetap berjalan selama pandemi Covid-19. Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, mengatakan, sebagian besar wilayah kemungkinan akan mencatat pertumbuhan ekspor yang agak positif tahun 2023, dengan pengecualian Afrika dan Timur Tengah. Kedua wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekspor yang negatif. Okonjo-Iweala menambahkan PDB dunia tahun depan diperkirakan akan melambat 2,3 persen, turun hampir satu persen penuh dari perkiraan WTO sebelumnya.
“Pembuat kebijakan menghadapi pilihan yang tidak menyenangkan ketika mereka berusaha mencari keseimbangan optimal antara melawan inflasi, mempertahankan lapangan kerja, dan memajukan tujuan kebijakan penting seperti transisi ke energi yang lebih bersih. Pembatasan perdagangan mungkin merupakan tanggapan yang menggoda tekanan ekonomi, namun ini hanya akan memperdalam tekanan inflasi dan mengurangi standar hidup,” jelasnya. Okonjo-Iweala mengatakan, perdagangan bebas menghasilkan pertumbuhan dan membantu menjaga harga agar tidak naik. Misalnya, menjaga pasar tetap terbuka untuk perdagangan makanan, katanya, akan meningkatkan ketersediaan bahan pokok pangan dan menjaga tekanan penurunan harga.
“Pemantauan kami pada perdagangan makanan menunjukkan sebagian kemunduran baru-baru ini pada pembatasan, jadi kami harus tetap waspada. Tanggapan ke depan yang lebih baik terhadap kerentanan rantai pasokan yang terdampak dalam dua tahun terakhir adalah dengan membangun dasar yang lebih beragam dan tidak terlalu terpusat pada produksi barang dan jasa,” terang Okonjo-Iweala. Ia menambahkan, keanekaragaman akan mendorong pertumbuhan ekonomi, mendukung ketahanan pasokan dan stabilitas harga untuk jangka panjang. Keanekaragaman juga dapat membantu memenuhi tantangan ekonomi kini dan masa depan.