Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) menilai tambahan anggaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sebesar Rp2,5 triliun seharusnya dimanfaatkan untuk menggenjot industri manufaktur yang sedang lesu. Ekonom sekaligus Direktur INDEF Esther Sri Astuti menilai anggaran tersebut lebih baik digunakan untuk memberi insentif bagi industri yang saat ini babak-belur. Pemberian subsidi, seperti untuk biaya ekspor menurutnya akan sangat membantu industri dalam negeri bergerak. “Lebih baik untuk dorong industri yang lagi lesu dikasih insentif misalnya subsidi kalau mereka mau ekspor kasih subsidi untuk biaya logistiknya,” kata Esther. Mengenai kenaikan anggaran, ia menegaskan bahwa pembengkakan anggaran seharusnya tidak terjadi secara tiba-tiba. Namun, Esther menilai jika pemerintah sudah memiliki keinginan maka akan terdapat kemudahan yang menyertainya.