Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan dukungan belanja pemerintah pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri di kuartal I 2022 kemarin minim. Pasalnya, belanja pemerintah pada tiga bulan pertama 2022 kemarin justru melambat 7,74 persen (yoy). Tradisi pola belanja pemerintah yang menumpuk di akhir tahun menjadi salah satu penyebabnya. Hal itu membuat daya ungkit konsumsi pemerintah dalam mendorong ekonomi menjadi kurang optimal. Jika pemerintah ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen yang sudah ditetapkan dalam APBN 2022, belanja itu harus digenjot pada kuartal II nanti, ketimbang menggenjot anggaran di akhir tahun seperti biasanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen pada kuartal I 2022. Pertumbuhan salah satunya ditopang komponen konsumsi masyarakat. Hal ini tercermin dari realisasi pertumbuhan indikator konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,34 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Tercatat, andil konsumsi rumah tangga menjadi yang terbesar ke pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 53,65 persen pada kuartal I 2022. Selain konsumsi, pertumbuhan juga ditopang investasi yang kontribusinya sekitar 30,44 persen.