Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka, Parpol Jaring Caleg Berkualitas

Hasil survei Litbang Kompas periode 25 Januari—4 Februari 2023, menunjukkan mayoritas pemilih cenderung untuk tetap memilih sistem pemilu proporsional terbuka. Sebanyak 67,1 persen dari total 1.202 responden menyatakan lebih ingin memilih langsung caleg dari daftar pemilih, sedangkan 17 persen responden ingin menyerahkan penentuan calon terpilih kepada parpol. Parpol terus menyiapkan bakal caleg. Salah satunya dilakukan PKB, yang menggelar uji kelayakan dan kepatutan (UKK) untuk bakal caleg DPR pada pekan lalu. Tes tersebut diselenggarakan secara terbuka dan setiap peserta dinilai oleh dua penguji, yakni dari internal PKB dan juga eksternal. Penguji internal berasal dari Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB sedangkan dari luar adalah tokoh publik dan akademisi.

Ketua DPP Partai Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menyatakan saat ini partainya juga tengah mempersiapkan fungsionaris dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota untuk menjadi caleg sebanyak 200 persen dari kursi yang diperebutkan. Tidak hanya direkrut, mereka juga mengikuti pendidikan politik khususnya terkait dengan penguatan ideologi partai, serta dibekali dengan pendidikan terkait strategi turun ke masyarakat, berkomunikasi, dan penggunaan media sosial. Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, dukungan terhadap sistem pemilu proporsional tertutup bertujuan untuk menjaga marwah parpol dalam proses pemilu. Sebab, dengan sistem tersebut partai bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan kader sebagai calon pemimpin bangsa.

Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, mengatakan kecenderungan publik untuk lebih memilih langsung sosok caleg dalam pileg merupakan efek dari personalisasi politik. Menurut Wasisto, sistem proporsional tertutup bisa diwujudkan asalkan pelembagaan parpol dilaksanakan dengan komitmen terhadap ideologi yang jelas. Sayangnya, mayoritas parpol berkarakter “catch all parties” atau mengejar seluruh pemilih untuk kepentingan elektoral, serta identitas kepartaian yang masih lemah. Karena itu, sistem pemilu proporsional tertutup masih jauh dari harapan untuk diterapkan.

Search