Dua atau lebih rumah sakit di Gaza, Palestina, menyatakan menutup dari bertambahnya pasien baru pada Minggu (12/11) di tengah bombardir tak berhenti militer Israel ke wilayah tersebut. Hal itu terpaksa dilakukan karena rumah sakit-rumah sakit itu kekurangan bahan bakar dan obat-obatan, imbas agresi mliter Israel yang juga menyasar ke daerah sekeliling rumah sakit-rumah sakit tersebut. Dua rumah sakit yang telah menyetop operasi medis adalah Al Shifa dan Al Quds. Dua RS yang berada di Gaza utara itu diblokade pasukan Israel. Israel menuding rumah sakit-rumah sakit di Gaza sebagai tempat persembunyian milisi Hamas. Imbas blokade dan sulitnya akses bagi bantuan, Juru Bicara Kemenkes Palestina di wilayah Gaza, Ashraf Al Qidra, mengatakan dari 45 bayi di dalam inkubator RS Al Shifa, sebanyak tiga di antaranya meninggal.
Hingga kini, militer Israel terus menggempur sekitar Kompleks Medis Al-Shifa di bagian barat Kota Gaza. Mereka mengepung dari segala penjuru sejak Sabtu pagi. Serangan udara yang terus terjadi menimbulkan kekhawatiran serius tentang tidak adanya layanan penting dan peringatan ancaman bencana kemanusiaan yang sesungguhnya. Sementara itu, tiga badan PBB telah meluapkan pernyataan mengecam situasi horor yang dialami fasilitas kesehatan di Gaza selama lebih dari sebulan agresi Israel. Otoritas Palestina pada Jumat (10/11) lalu mencatat setidaknya ada 11.078 warga Gaza yang tewas terbunuh serangan udara ataupun artileri Israel. Hampir 40 persen dari korban itu adalah anak-anak.