Wakil Ketua Komisi I DPR Sukamta mengkhawatirkan dampak konflik bersenjata Thailand–Kamboja terhadap stabilitas kawasan ASEAN. Ia menilai sengketa wilayah di sekitar kuil Preah Vihear dapat memicu kerentanan, seperti arus pengungsi dan perdagangan senjata melalui negara ketiga, yang pada akhirnya melemahkan stabilitas politik maupun ekonomi di Asia Tenggara. Sukamta juga mengingatkan bahwa konflik ini berpotensi berkembang menjadi perang proksi bila tidak segera diredam, karena pihak ketiga dari negara lain bisa saja dilibatkan untuk mencapai tujuan strategis masing‑masing.
Untuk mencegah eskalasi, Sukamta mendorong pemerintah Indonesia lebih proaktif menjembatani perdamaian antara Thailand dan Kamboja melalui hubungan diplomatik maupun pertemuan tingkat ASEAN. Ia menegaskan bahwa meski Indonesia tidak berbatasan langsung, partisipasinya penting untuk menurunkan ketegangan dan mendorong gencatan senjata. Sukamta optimistis konflik ini dapat diselesaikan, mengingat sejarah menunjukkan kedua negara sebelumnya mampu mencapai perdamaian demi menghindari korban jiwa dan kerugian ekonomi yang lebih besar.