Demonstran Inggris Tuntut Pemerintah Stop Ekspor Senjata ke Israel

Pengunjuk rasa Inggris mengutuk pembunuhan aktivis keturunan Turki-Amerika di Tepi Barat oleh Israel dan menyerukan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatan tersebut. Aysenur Ezgi Eygi, seorang aktivis keturunan Turki-Amerika, ditembak mati oleh pasukan Israel pada Jumat (6/9) ketika mengikuti demonstrasi damai menentang permukiman ilegal Israel di kota Beita, Tepi Barat. Kematiannya memicu kemarahan dan seruan pertanggungjawaban dari masyarakat lokal dan internasional.

Seorang pengunjuk rasa Charlie Burt mengatakan bahwa jurnalis, aktivis, dan siapapun yang menunjukkan dukungan terhadap Palestina menjadi target. “Itu aksi protes damai yang dia hadiri dan tidak dapat diterima jika ada orang yang ditembak atau dibunuh karena itu,” katanya mengacu pada pembunuhan Eygi. Burt juga menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan tersebut. Meski pemerintah Inggris telah menangguhkan 30 lisensi senjata baru-baru ini, Burt menekankan bahwa semuanya perlu dihentikan, termasuk suku cadang F-35.

Pengunjuk rasa lain, Vicki Narcin, mengatakan bahwa membunuh aktivis karena menentang genosida ialah hanya hal biasa yang dilakukan tentara Israel. “Ini harus berhenti sekarang. Berhenti mempersenjatai Israel,” katanya seraya menyebutkan bahwa Inggris seharusnya tidak lagi mengeluarkan lisensi ekspor.

Search