Demo ‘Chaos’ Dibantu Militer, Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina melarikan diri ke luar negeri usai demonstrasi di negaranya yang juga didukung militer kian parah. Dalam pidato yang disiarkan di Facebook pada Senin malam, Rajoelina menyampaikan bahwa saat ini ia harus pindah ke lokasi aman untuk melindungi dirinya. Ia tidak memberi tahu di mana lokasinya kini. Rajoelina hanya menekankan bahwa dirinya tak akan “membiarkan Madagaskar dihancurkan.” Menurut seorang sumber diplomatik, Rajoelina menolak mundur dari jabatannya.

Sementara itu, seorang sumber militer mengatakan bahwa Rajoelina terbang dari negara Afrika itu sejak Minggu (12/10) dengan menggunakan pesawat militer Prancis. Madagaskar merupakan bekas koloni Prancis. Radio Prancis RFI melaporkan bahwa ia telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron mengatakan ia tak bisa mengonfirmasi laporan bahwa negaranya telah membantu Rajoelina melarikan diri. Ia hanya berpesan bahwa tatanan konstitusional harus dijaga di Madagaskar dan meskipun Prancis memahami keluhan para pemuda di negara itu, keluhan tersebut tidak boleh dieksploitasi oleh faksi-faksi militer.

Demo meletus di Madagaskar pada 25 September yang mulanya memprotes masalah kurangnya air dan listrik. Namun, demo meluas dan keluhan pun meningkat di mana warga mulai menentang tindakan korupsi, memprotes pemerintahan yang buruk, serta mengecam kurangnya layanan dasar bagi rakyat. Pemerintahan Rajoelina telah mencoba mengajak anak-anak muda berunding, namun ditolak. Demo di Madagaskar semakin panas setelah militer memutuskan mendukung aksi generasi muda. Pada Minggu (12/10), sejumlah tentara yang tergabung dalam pasukan elite CAPSAT menyatakan memihak pada demonstran.


Search