Massa dalam jumlah besar turun ke jalan di 50 negara bagian Amerika Serikat dalam aksi protes “No Kings” pada Sabtu (18/10). Para demonstran melampiaskan kemarahan atas kebijakan garis keras Presiden AS Donald Trump, yang disambut Partai Republik pembela Trump dengan menyebutnya sebagai demonstrasi “Benci Amerika”. Penyelenggara demo mengatakan tujuh juta orang berbaris dalam protes yang membentang dari New York hingga Los Angeles. Aksi serupa juga bermunculan di kota-kota kecil di seluruh jantung AS dan bahkan di dekat rumah Trump di Florida.
Spanduk warna-warni menyerukan orang-orang “melindungi demokrasi,” sementara yang lain menuntut negara menghapuskan badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) yang menjadi pusat tindakan keras antiimigran Trump. Para demonstran mengecam apa yang mereka sebut taktik keras Trump, termasuk serangan terhadap media, lawan politik dan imigran ilegal.
Trump telah merespons aksi ini dengan mengunggah serangkaian video buatan AI ke platform Truth Social miliknya yang menggambarkannya sebagai seorang raja. Para pendukungnya juga menunjukkan perlawanan, dengan Ketua DPR Mike Johnson mencemooh demonstrasi tersebut sebagai protes “Benci Amerika”. Para pengunjuk rasa menanggapi klaim tersebut dengan ejekan. Yang lain menggarisbawahi polarisasi mendalam yang mencabik-cabik politik Amerika.
