Persoalan minyak goreng kembali muncul di awal tahun. Kali ini, masyarakat kesulitan mendapatkan Minyakita, produk minyak goreng subsidi dari pemerintah. Kelangkaan ini membuat harga Minyakita lebih mahal dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan, yakni Rp 14.000. Masalah minyak goreng tersebut seakan mengulangi krisis tahun lalu, ketika warga mengeluhkan kelangkaan dan lonjakan harga. Bahkan harga minyak goreng saat itu hampir naik dua kali lipat dibandingkan biasanya. Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi minyak goreng, stoknya pun tiba-tiba “lenyap” di sebagian besar gerai modern. Bedanya, kelangkaan kali ini hanya ada pada produk Minyakita. Lantas, mengapa persoalan minyak goreng kerap muncul di awal tahun?
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri menuturkan, faktor penyebab siklus persoalan minyak goreng di awal tahun adalah turunnya ekspor. Penurunan ekspor ini pada akhirnya memengaruhi penyaluran minyak di pasar domestik (DMO). “Yang siklus di awal tahun turun itu ekspornya, sehingga mempengaruhi penyaluran DMO-nya juga,” kata Kasan kepada Kompas.com, Rabu (8/2/2023). Menurutnya hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global di negara tujuan ekspor sawit. Khusus untuk tahun ini, Kasan menyebut tingginya minat masyarakat terhadap Minyakita juga berpengaruh. “Minyakita sudah diminati masyarakat, karena harga yang murah dengan kualitas yang baik, sama dengan premium,” ujarnya. “Pembeli yang biasanya beli minyak premium beralih membeli Minyakita,” sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan membekukan sebagian hak ekspor yang dimiliki eksportir minyak sawit mentah akibat adanya kenaikan pasar domestik. Artinya, sebagian jatah ekspor akan ditunda realisasinya untuk mengatasi perosalan ini. Bagi para pengusaha, pemerintah juga akan meningkatkan insentif ekspor agar pasokan minyak goreng di Indonesia tetap terjaga. Pemerintah juga memastikan akan menaikkan DMO sebesar 50 persen hingga Lebaran. “Kami menyepakati peningkatan pasokan DMO oleh produsen minyak goreng sebanyak 50 persen hingga memasuki masa Lebaran nanti,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (6/2/2023).