Data manifes KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7) malam diduga tak valid. Banyak penumpang yang ternyata tak tercatat dalam dokumen itu. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah pengakuan masyarakat yang menyebut anggota keluarganya hilang dan tenggelam saat menaiki KMP Tunu Pratama Jaya, namun namanya tak masuk dalam daftar manifes. Erna, warga Banyuwangi, mengaku anaknya bernama Daniar (21) adalah salah satu penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang karam di Selat Bali. Menurut dia, Daniar menggunakan jasa travel saat naik ke kapal tersebut. Erna baru mendapat kabar bahwa putranya menjadi salah satu korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Kamis (3/7) pagi. Ia pun langsung bergegas menuju ke Pelabuhan Ketapang. Namun setibanya di sana, ia tidak melihat nama Daniar di papan posko terpadu. “Anak saya penumpang, namanya Daniar, enggak ada dalam data manifes,” ujarnya. Tak hanya itu, Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia, Fauzi Bin Awam, diduga jadi salah satu korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Namun namanya juga tak masuk dalam data manifes penumpang kapal tersebut.
Dikonfirmasi soal dugaan penumpang yang tak terdaftar dalam manifes KMP Tunu Pratama Jaya, Tim SAR gabungan mengaku juga masih menelusuri hal itu. Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno mengatakan pihaknya sudah membuka pendataan melalui posko terpadu untuk menampung laporan masyarakat. “Bagi keluarga yang tidak pulang ataupun hilang yang diduga mungkin ada di atas kapal untuk melapor. Ya, Posko yang kita buka. Sejauh ini Posko sedang mendata,” kata Ribut, Minggu (6/7) malam.
Sinkronisasi data dari Posko dan pihak pengelola kapal akan menjadi acuan bagi SAR Mission Coordinator (SMC) untuk menentukan langkah berikutnya. Namun hingga kini, Ribut belum dapat menyampaikan angka pasti karena proses pendataan masih berlangsung. “Sehingga sinkronisasi data Posko dengan pihak pengelola nanti akan memberikan data tersebut kepada SMC. Kira-kira diduga berapa? Itulah yang akan bisa saya sampaikan ke media. Untuk ini saya belum bisa karena belum adanya data tersebut di tangan saya. Mereka masih mengumpulkan sebanyak mungkin,” lanjut Ribut.