Dampak Mengerikan Jika AS Gagal Bayar Utang, Dunia Terancam Masuk Resesi Sangat Dalam

Pemerintah Amerika Serikat (AS) tengah berjibaku untuk menghindari gagal bayar (default) utang dalam jumlah besar. Per Februari 2023, nilai utang pemerintah AS menyentuh USD 31,45 triliun atau sekitar Rp462.000 triliun. Di sisi lain, pembicaraan antara Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy gagal menghasilkan kesepakatan untuk menaikkan batas utang pemerintah AS beberapa minggu menjelang default. Sehingga, AS bisa mulai kehabisan uang jika Kongres gagal menaikkan plafon utang pada akhir bulan. Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan bahwa kebuntuan untuk menaikkan plafon itu secara efektif dapat menjadi ancaman serius ekonomi global maupun AS.

“Kekacauan keuangan dan ekonomi akan terjadi dari setiap kegagalan untuk menaikkan plafon utang. Default dapat sangat melemahkan perdagangan global dan membuat seluruh dunia jatuh ke dalam resesi yang dalam,” kata Janet Yellen. Menurutnya, gagal bayar yang lebih serius akan menyebabkan penurunan tajam dalam nilai tukar USD. Kondisi ini menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang kacau, dan melonjaknya harga minyak dan komoditas lainnya. Jika harga minyak naik, maka harga BBM juga bakal ikut naik. “Inflasi global mungkin naik lagi dan masalah rantai pasokan, yang menghambat perdagangan setelah pandemi Covid-19, dapat memburuk karena kurangnya kepercayaan pada sistem keuangan,” ungkapnya.

Selanjutnya, investor global kemudian akan mempertanyakan nilai obligasi AS, yang dipandang sebagai salah satu investasi teraman dan berfungsi sebagai blok bangunan sistem keuangan dunia. Default dapat sangat melemahkan perdagangan global dan membuat seluruh dunia jatuh ke dalam resesi yang dalam. Bagi ekonomi AS, default akan memaksa Departemen Keuangan AS untuk memprioritaskan pengeluaran. Dalam hal ini, pembayaran utang dan pembayaran bunga dilakukan terlebih dahulu. Itu bisa berarti penundaan pembayaran gaji puluhan juta pekerja sektor publik, termasuk guru. Selain itu, pembayaran jaminan sosial dan subsidi perawatan kesehatan untuk orang Amerika yang lebih tua dan rentan, termasuk veteran militer, juga dapat ditunda.

Search