Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York mendadak ricuh setelah Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, naik ke podium. Sebanyak 180 dari 193 negara anggota dilaporkan melakukan aksi walk out massal, meninggalkan ruangan hampir kosong saat Netanyahu mulai menyampaikan pidatonya. Ketika Netanyahu mulai berbicara, puluhan delegasi bergegas keluar. Gelombang walk out datang dari hampir semua kawasan dunia. Tidak hanya negara-negara Arab dan mayoritas muslim, tetapi juga sejumlah sekutu dekat Amerika Serikat.
Berikut daftar negara yang meninggalkan ruangan, antara lain: Negara Arab dan mayoritas muslim (Aljazair, Bahrain, Bangladesh, Brunei Darussalam, Mesir, Indonesia, Iran, Irak,), Afrika (Botswana, Burkina Faso, Ethiopia, Ghana, Kenya, Mali, Namibia, Niger, Nigeria), Eropa (Belgia, Finlandia, Yunani, Islandia, Irlandia, Norwegia), Amerika Latin (Bolivia, Brasil, Chili, Kolombia, Kuba, Meksiko, Nikaragua), dan negara lain (Cina, India, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Australia, Selandia Baru, Rusia, Korea Selatan).
Aksi walk out besar-besaran ini dipandang sebagai simbol nyata keterasingan Israel di panggung internasional. Para pengamat menilai langkah ini sekaligus menegaskan bahwa pengakuan negara Palestina semakin mendapat dukungan luas, meski Israel menolak keras. Sementara itu, Netanyahu tetap bergeming. Ia menegaskan bahwa mayoritas warga Israel mendukung penolakannya terhadap negara Palestina dan mengklaim operasi militer di Gaza adalah bagian dari “perang melawan teror.” Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah kekuatan Barat diyakini akan memperumit langkah Israel di panggung diplomasi, sekaligus memperdalam ketegangan di kawasan Timur Tengah.