Cuaca Panas Berpotensi Ancam Ketahanan Pangan

Cuaca panas di Indonesia berpotensi mengancam ketahanan pangan dan sektor pertanian. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Mukhammad Faisol Amir, mengatakan salah satu dampak perubahan akibat naiknya suhu bumi dapat dirasakan langsung oleh petani karena suplai air berkurang dan ancaman kekeringan. Padahal, sumber air yang memadai dan didukung infrastruktur yang baik sangat mempengaruhi produksi pertanian. “Ketersediaan air sangat penting untuk hasil pertanian dan memastikan keamanan pasokan makanan kita. Oleh karena itu, air harus memiliki kualitas dan kuantitas yang cukup,” kata Faisol dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (30/4).

Faisol menyebutkan sektor pertanian menyerap sekitar 70 persen dari semua sumber daya air tawar, sehingga menjadi penyebab sekaligus bisa menjadi korban dari kelangkaan air. Tingkat konsumsi itu jika tidak dikendalikan, akan merusak ekosistem dan menghabiskan persediaan air untuk penggunaan lain. Beberapa hasil studi mengungkapkan, dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang tidak melakukan adaptasi akan meningkatkan kebutuhan air hingga 40 persen. Selain itu, dalam beberapa dekade mendatang, kelangkaan air dapat mempengaruhi dua pertiga populasi dunia sehingga memperburuk ekosistem dunia. Konsekuensinya, akan terjadi peningkatan curah hujan di zona beriklim sedang, variabilitas distribusi curah hujan, frekuensi kejadian ekstrem, serta menyebabkan suhu yang lebih tinggi.

Meskipun Indonesia memiliki potensi sumber daya air terbarukan yang luar biasa, Faisol menilai pasokan dan permintaan air sering kali tidak seimbang. Dengan demikian, manajemen penggunaan air dan sistem pertanian yang inovatif merupakan dua cara paling penting untuk mengatasi tantangan kelangkaan air. Selain itu, juga menerapkan aturan yang menjaga dan melestarikan sumber daya air. Metode irigasi yang efektif juga dapat diterapkan untuk menghemat limbah dan meningkatkan hasil pertanian. “Banyak praktik terbaik sistem pertanian daerah-daerah di Indonesia yang bisa diadaptasi di daerah lain, mulai dari tata kelola irigasi dengan skema pembayaran jasa lingkungan, hingga penggunaan benih yang lebih tahan di lahan kering,” katanya.

Search