Provinsi Zhejiang di Cina timur tengah berjuang melawan sekitar sejuta infeksi Covid-19 baru setiap hari, pada Ahad (25/12). Jumlah kasus ini, diperkirakan akan berlipat ganda di hari-hari mendatang. “Puncak infeksi diperkirakan tiba lebih awal di Zhejiang dan memasuki periode peningkatan sekitar Hari Tahun Baru, di mana jumlah infeksi baru setiap hari akan mencapai dua juta,” kata pemerintah Zhejiang dalam sebuah pernyataan. Pemerintah Zhejiang mengatakan, di antara 13.583 infeksi yang dirawat di rumah sakit provinsi, terdapat satu pasien memiliki gejala parah yang disebabkan oleh Covid-19. Sementara 242 infeksi dalam kondisi parah dan kritis lainnya, disebabkan oleh penyakit bawaan yang mendasarinya.
Pernyataan Pemerintah Provinsi Zhenjiang ini menegaskan ada upaya menutup-nutupi masifnya penularan Covid-19 di Cina. Sebelumnya, Blommberg News dan Financial Times melansir bocoran pertemuan pejabat tinggi sektor kesehatan di Cina. Dalam pertemuan itu disebutkan bawah sabanyak 250 juta warga Cina telah tertular Covid-19 sepanjang 20 hari pertama bulan Desember. Dokumen pertemuan itu sempat beredar di media sosial Cina sebelum akhirnya disensor. Sedangkan media corong Pratai Komunis Cina di Qingdao pada Jumat (23/12) melansir ucapan pejabat kesehatan setempat bahwa kota itu didera penularan “490 ribu hingga 530 ribu kasus per hari”. Kabar itu sempat diberitakan sejumlah media sebelum disensor dan diklrifikasi pada Sabtu (24/12). Saat ini, Cina mempersempit definisinya untuk melaporkan kematian akibat Covid-19. Negara itu hanya menghitung korban meninggal yang berasal dari pneumonia atau gagal napas yang disebabkan Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menerima data dari Cina tentang rawat inap Covid-19 baru sejak Beijing melonggarkan pembatasannya. Organisasi kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengatakan, kesenjangan data mungkin disebabkan oleh pihak berwenang yang juga tengah berjuang untuk menghitung kasus di negara terpadat di dunia itu. “Cina sedang memasuki pekan-pekan pandemi paling berbahaya. Pihak berwenang sekarang hampir tidak melakukan upaya untuk memperlambat penyebaran infeksi. Dengan dimulainya migrasi menjelang Tahun Baru Imlek, bagian mana pun dari negara yang saat ini tidak berada dalam gelombang Covid-19 besar akan segera terjadi,” kata catatan penelitian dari Capital Economics. Sistem perawatan kesehatan negara Tirai Bambu saat ini juga berada di bawah tekanan yang sangat besar. Terutama, dengan para staf kesehatan yang diminta untuk bekerja saat sakit.