Pemerintah China menegaskan kerja sama yang dilakukan negara-negara anggota BRICS tidak menargetkan pihak tertentu, termasuk Amerika Serikat. Hal itu disampaikan sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang pada Kamis (13/2), mengatakan negara-negara anggota BRICS dapat dikenakan tarif 100 persen dari AS “jika mereka ingin mempermainkan dolar AS,” yaitu bila BRICS benar-benar membuat mata uang bersama.
“Sebagai platform penting untuk kerja sama antara pasar berkembang dan negara berkembang, BRICS menganjurkan keterbukaan, inklusivitas dan kerja sama yang saling menguntungkan, bukan konfrontasi blok, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (17/2).
Mengenai pengenaan tarif AS, Guo Jiakun menyebut China telah menjelaskan posisinya lebih dari sekali. “Perang dagang dan tarif tidak menghasilkan pemenang dan hanya merugikan kepentingan masyarakat dari semua negara,” ungkap Guo Jiakun. Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin, saat KTT BRICS pada 2023, menyerukan de-dolarisasi, dengan menyatakan, “Negara-negara BRICS harus memperluas penyelesaian dalam mata uang nasional dan meningkatkan kerja sama antarbank.”