China mengingatkan Jepang untuk membuktikan pernyataannya yang akan bertanggung jawab atas limbah pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. Menurut dia, Jepang harus menanggapi keprihatinan komunitas internasional dengan melakukan tindakan nyata agar mendapatkan kepercayaan dari negara-negara tetangganya di Asia. “Banyak orang bertanya-tanya mengapa Jepang tidak membuang limbah air terkontaminasi nuklir yang diklaim aman dan tidak berbahaya itu ke sungai pedalaman Jepang atau menggunakannya untuk keperluan pertanian dan industri, tapi malah bersikeras membuangnya ke laut?,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Rabu (10/5/2023).
Jepang berencana membuang lebih dari 1,2 juta ton air mengandung tritium ke Samudera Pasifik selama 30 tahun mulai 2023. Limbah tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem hayati laut di Samudera Pasifik. China menuduh Jepang sangat tidak bertanggung jawab atas sikapnya yang membahayakan dunia.
Tidak hanya China, beberapa negara juga protes terhadap tindakan Jepang tersebut. Para peneliti di Jeju Research Institute yang berpusat di Korea Selatan menyatakan otoritas Jepang telah melakukan kesalahan besar karena membuang limbah cair terkontaminasi nuklir dapat menyebabkan bencana kemanusiaan. Prof Timothy Mousseau dari University of South Carolina, Amerika Serikat, menyatakan bahwa bahaya tritium bisa dua kali lipat dari efek radiasi. Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Indonesia Anti-Nuklir Fukushima (IANFU) juga menuntut otoritas Jepang membatalkan pembuangan limbah pendingin reaktor nuklir ke Laut Pasifik.