China-Filipina Sepakati Saluran Komunikasi Langsung Soal Laut China Selatan

China dan Filipina bertekad untuk menyelesaikan ketidaksepakatan maritim, terutama di Laut China Selatan, melalui konsultasi. Kesepakatan itu dicapai saat Presiden Ferdinand Marcos Jr mengunjungi Beijing pada Rabu (4/1) waktu setempat. Komunike bersama yang dirilis Kementerian Luar Negeri China menyatakan Beijing dan Manila sepakat untuk menetapkan saluran komunikasi langsung untuk membahas isu-isu Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Kedua negara sama-sama menekankan pentingnya menjaga dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, serta kebebasan navigasi dan penerbangan di jalur perairan strategis yang menjadi sengketa beberapa negara itu.

Diketahui bahwa China dan Filipina beberapa kali terlibat ketegangan di Laut China Selatan, yang diklaim oleh Beijing sebagai wilayah kedaulatannya meskipun putusan pengadilan internasional menyatakan klaim itu tidak memiliki dasar hukum. Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam memiliki klaim yang tumpang-tindih di perairan strategis itu. Bulan lalu, Manila memerintahkan militernya untuk meningkatkan kehadiran di Laut China Selatan, usai sebuah laporan menyebut Beijing mulai mengklaim kembali beberapa daratan atau pulau tak berpenghuni yang ada di sekitar Kepulauan Spratly.

Dalam pertemuan itu, Xi dan Marcos Jr juga sepakat untuk mengembangkan perdagangan bilateral dengan tujuan memulihkan dan melampaui volume perdagangan sebelum pandemi virus Corona (COVID-19). Kedua pihak membahas soal kerja sama dalam bidang-bidang mencakup pertanian dan obat-obatan, serta menandatangani beberapa perjanjian kerja sama untuk sektor infrastruktur, perikanan, pariwisata dan sektor-sektor lainnya.



Search