Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak Rusia dan Ukraina pada Selasa (6/9/2022) untuk menyetujui batas demiliterisasi di sekitar PLTN Zaporozhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina. “Sebagai langkah pertama, pasukan Rusia dan Ukraina harus berkomitmen untuk tidak terlibat dalam aktivitas militer apa pun menuju lokasi pabrik atau dari lokasi pabrik,” kata Guterres kepada Dewan Keamanan PBB. “Sebagai langkah kedua, kesepakatan tentang perimeter demiliterisasi harus diamankan. Secara khusus, itu perlu mencakup komitmen pasukan Rusia untuk menarik semua personel dan peralatan militer dari perimeter tersebut dan komitmen pasukan Ukraina untuk tidak bergerak ke dalamnya,” kata dia.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada Selasa juga menyerukan pemberlakuan zona keamanan di sekitar PLTN Zaporizhzhia. IAEA mengatakan para ahlinya telah menemukan kerusakan yang luas di pabrik di bagian depan dalam perang. Pasukan Rusia telah menguasai PLTN itu pada bulan Maret dan telah terjadi serangan berulang di sekitarnya, memicu kekhawatiran akan bencana nuklir. Di pertemuan PBB pada Selasa, Rusia mengungkapkan penyesalan bahwa laporan IAEA tidak menyalahkan Ukraina atas serangan itu.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas penembakan PLTN tersebut, yang terjadi lagi pada Selasa meskipun ada rekomendasi dari pengawas. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik fakta bahwa laporan tersebut mencatat pendudukan militer Rusia di pabrik tersebut. Dia mengatakan bahwa jika zona keamanan yang diusulkan ditujukan untuk demiliterisasi wilayah PLTN Zaporizhzhia, maka Ukraina dapat mendukungnya.