Harga batu bara melanjutkan tren pelemahan yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan Ice Newcastle (Australia) untuk kontrak April turun 5,08% pada perdagangan kemarin dan ditutup di level US$ 241,95/ton. Dalam sepekan, harga batu bara sudah rontok 33,1% meskipun dalam sebulan masih naik 20,3% dan selama setahun melonjak 170,5%.
Pelemahan harga batu bara bisa jadi karena pasokan dari China yang sudah meningkat serta kenaikan harganya pada awal Maret lalu yang terlalu tinggi. Selama Januari-Februari, China memproduksi 686,6 juta ton batu bara, naik 10,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pihak Beijing sudah meminta produsen untuk meningkatkan produksi menjelang hari libur dan perayaan festival di China dan beroperasi secara normal selama liburan guna menjaga pasokan dan harga.
Analis Industri Bank Mandiri Ahmad Zuhdi menyatakan bahwa penurunan ini merupakan koreksi harga karena harga lalu yang sudah tembus ke US$ 400/ton merupakan overshot. Semua karena panic buying di tengah sentimen pengurangan supply akibat serangan Rusia ke Ukraina.