Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomy Wijaya mengatakan, secara umum posisi kapal yang mengangkut beras impor sudah seluruhnya bersandar di pelabuhan. Saat ini sisa beras impor yang telah sandar tengah menunggu untuk dilakukan pembongkaran. Bulog mengakui bahwa, proses pembongkaran beras sempat tertunda lantaran kondisi cuaca yang kerap hujan. Secara keseluruhan sisa beras yang belum dibongkar di pelabuhan kurang lebih 80.000 ton. Sayangnya Tomy tak merinci total beras yang menunggu dibongkar tersebut ada di pelabuhan mana saja. Hal ini mengingat kedatangan beras kali ini tak dipusatkan di Jakarta dan Surabaya saja. Melainkan langsung menuju ke 14 titik pelabuhan di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zukifli Hasan memberikan waktu kepada Bulog untuk menyelesaikan seluruh impor beras pada pertengahan bulan ini. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sendiri menyampaikan kesanggupan pihaknya menyelesaikan kedatangan beras dari luar negeri sesuai batas waktu tersebut. Adapun beras impor tersebut digunakan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP) atau operasi pasar. Tomy mengungkap, hingga hari ini realisasi penyaluran beras operasi pasar ialah 315.000 ton.
Sementara itu, Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid menyampaikan, mulai hari sudah ada beras yang masuk dari daerah. Meski demikian, kualitas beras yang masuk dari daerah tersebut masih memiliki kadar air yang tinggi. Mulai masuknya beras dari daerah menandakan sudah mulai ada daerah yang memasuki musim panen. Hanya saja untuk harga beras hingga saat ini masih tergolong tinggi. Zulkifli mengatakan beras masih di harga Rp10.500 per kilogram-Rp11.000 per kilogram, terutama untuk jenis medium. Namun Ia mengatakan, dengan adanya upaya pemerintah melalui Bulog dan mulai adanya panen tanda-tanda tren penurunan harga beras mulai terlihat. Kemudian, untuk beras operasi pasar dari Bulog, saat ini pedagang sudah tak menemui kendala untuk memperolehnya. Zulkifli menyebut, meski akan ada tren penurunan harga, harga beras belum akan serta merta kembali ke harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram.