Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan pihaknya membatalkan impor 500 ribu ton beras tahun ini. Ia menjelaskan pembatalan itu berasal dari rencana pemerintah mengimpor 1,5 juta ton tahun akhir tahun ini. Buwas menyebut pihaknya hanya menyanggupi impor dan terkontrak sebanyak 1 juta ton. Rinciannya, sebanyak 600 ribu ton bisa terealisasi tahun ini dan 400 ribu ton sisanya datang tahun depan. “Yang 500 ribu (ton) langsung tidak bisa carryover, yang carryover hanya yang terkontrak tahun ini,” ucap Buwas di Kompleks DPR RI, Rabu (8/11).
Buwas juga mengatakan 500 ribu ton beras itu tidak bisa masuk kontrak tahun ini karena kemampuan bongkar muat RI tak menyanggupi. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan harga dan kualitas dari beras tersebut. “Jadi kalau seperti sekarang dalam situasi dolar naik segala macam akan mempengaruhi harga beli, kalau harga belinya lebih mahal dari sini, ya tidak ada gunanya,” tutur Buwas.