Badan Pusat Statistik (BPS) menyoroti mahalnya biaya pendidikan dan kenaikan harga BBM yang harus ditanggung warga Indonesia saat ini. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan Indonesia mengalami deflasi 0,03 persen secara bulanan pada Agustus 2024. Namun, biaya pendidikan dan lonjakan harga bensin tetap menyumbang inflasi. Ia mengatakan kelompok pendidikan menjadi penyumbang utama inflasi Agustus 2024 sebesar 0,65 persen. Komoditas biaya sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan perguruan tinggi masing-masing memiliki andil inflasi 0,01 persen. “Secara umum kenaikan uang sekolah, seperti sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan uang kuliah tunggal (UKT) ini biasanya terjadi di sekolah swasta dan perguruan tinggi negeri serta swasta,” katanya dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/9). “Ini (biaya pendidikan) memang tercatat oleh BPS mengalami kenaikan di tahun ajaran baru 2024. Kalau perguruan tinggi negeri (PTN) kan memang UKT, kalau di sekolah uang SPP. Ini kami catat kalau untuk uang sekolah itu khususnya di sekolah swasta, kalau di PTN itu karena kenaikan UKT,” tambah Pudji.
Pudji mencatat kenaikan biaya pendidikan di perguruan tinggi pada Agustus 2024 mengalami inflasi 0,64 persen. Salah satu faktor utamanya adalah kenaikan UKT mahasiswa. Di lain sisi, BPS menyinggung kenaikan harga BBM pada Agustus 2024 lalu. PT Pertamina (Persero) saat itu menaikkan sejumlah harga bahan bakar non-subsidi. Kenaikan BBM, misalnya terjadi pada pertamax yang naik Rp400-Rp800 atau sekitar 3 persen hingga 6 persen. Ada juga lonjakan harga cukup tinggi pada pertamax turbo hingga Rp1.400 alias mencapai 9 persen. “Komoditas bensin dan solar mengalami inflasi pada Agustus 2024 dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 0,66 persen dan 0,43 persen. Kenaikan harga bensin menyumbang inflasi dengan andil 0,03 persen,” ungkap Pudji.