Mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ayik Heriansyah membenarkan bahwa HTI masih eksis sampai sekarang dan berkamuflase dalam menggaungkan ideologi khilafah. Ayik menyatakan HTI sulit ditumbangkan karena mereka adalah gerakan ideologis. Menurutnya, selama masih ada orang yang meyakini ideologi HTI, selama itu pula HTI ada. Terkait acara bertema “Metamorfoshow” di TMII, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu, Ayik menyebut acara itu merupakan kegiatan HTI dalam rangka memperingati keruntuhan Khilafah Turki Utsmani pada 3 Maret 1924 atau 28 Rajab 1342 H, satu hari setelah peringatan Isra Mikraj (27 Rajab). “Ini agenda tahunan Hizbut Tahrir di seluruh dunia,” ujar Ayik.
Menurut Ayik, sebelum HTI dilarang, mereka kerap menggelar kegiatan besar untuk memperkenalkan ideologi khilafah kepada publik. Setelah dilarang, Ayik melanjutkan, HTI tetap menyelenggarakan acara secara terbatas dan agak tertutup dengan berbagai bentuk penyamaran. “Misalnya peringatan Isra Mikraj dengan nama Metamorfoshow di TMII. Padahal isinya indoktrinasi khilafah,” kata Ayik. Ayik juga menyebut HTI kerap memakai kedok yang sesuai dengan segmentasi, objek, dan sasaran propaganda mereka.
Melihat sepak terjang HTI tersebut, menurut Ayik, sudah saatnya masyarakat sadar dan peduli terhadap bahaya HTI. Sebab HTI merupakan ancaman serius bagi kedaulatan Indonesia. Ayik juga berharap masyarakat sensitif jika ada narasi-narasi yang bertentangan dengan Pancasila yang dibungkus dengan narasi agama seperti yang dilakukan HTI. “Masyarakat harus terus menjalin komunikasi dan berkoodinasi dengan aparat apabila mengetahui ada pergerakan HTI dalam kedok apa pun agar dapat diantisipasi dengan cepat dan akurat,” kata Ayik. Sebelumnya BNPT menyebutkan bahwa HTI belum tumbang, meski telah dibubarkan dan dilarang di Indonesia sejak 2017 lalu. BNPT juga menyebut HTI terus berkamuflase untuk menyebarkan ideologi khilafah di Indonesia.