BNPT Klaim Indeks Potensi Radikalisme di 2022 Menurun

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) mengeklaim indeks potensi radikalisme di Indonesia menurun selama 2022. Penurunannya mencapai 2,2 persen daripada indeks potensi radikalisme di 2020. “Terdapat penurunan indeks potensi radikalisme tahun 2022 sebanyak 2,2 persen, dari 12,2 persen di tahun 2020 menjadi 10 persen (pada 2022),” kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. Perolehan indeks potensi radikalisme dilakukan BNPT bersama sejumlah lembaga, di antaranya Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Puslitbang Kemenag, Kajian Terorisme UI, BRIN, The Centre for Indonesian Crisis Strategic Resolution (CICSR), Nasaruddin Umar Office, The Nusa Institute, Daulat Bangsa, dan Alvara Research Institute.

Indeks potensi radikalisme, kata Boy, terdiri dari dimensi target dan dimensi supply pelaku. Dia mengatakan indeks potensi radikalisme sudah melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). “Hasil penilaian telah berhasil melampaui target yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Indeks dimensi target di tahun 2022 berada di angka 51,54. Angka ini lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 54,26,” jelas dia. Sedangkan, indeks dimensi supply pelaku, jelas Boy, berada di angka 29,48. Angka itu disebut lebih rendah dari yang ditetapkan RPJMN sebesar 38,00. “Dalam hal ini, semakin kecil angka indeks maka risiko terorisme menjadi semakin rendah. Indeks tersebut menunjukkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi paham maupun aksi terorisme,” kata Roy.

Deradikalisasi dan Program Penanggulangan Terorisme Boy menjelaskan sepanjang 2022, BNPT melakukan upaya deradikalisasi terhadap 475 narapidana yang tersebar di 62 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan 1 Lapas Khusus Teroris Kelas IIB, Sentul, Bogor. Sedangkan di luar Lapas, BNPT RI telah melaksanakan deradikalisasi terhadap 1.192 orang/kelompok orang dan eks napiter (narapidana terorisme). BNPT juga telah melakukan program penanggulangan terorisme dengan meresmikan 51 Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dan 13 Warung NKRI). Dalam program tersebut, BNPT menggandeng 46 kementerian/lembaga dan Dewan Pers yang tergabung dalam tim Sinergisitas. Selain KTN dan Warung NKRI, tim Sinergisitas telah melaksanakan 679 rencana aksi pembangunan fisik dan non-fisik di 5 provinsi lokasi fokus, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah, menjangkau hingga 26 Kabupaten/Kota.

Search