BMKG: Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Mengancam Indonesia Emas 2045

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan pada 2045-2050 saat Indonesia memasuki masa emas akan terjadi perubahan iklim dan mengalami krisis pangan. Ancaman itu sangat mungkin terjadi tanpa mitigasi yang tepat. Hal tersebut disampaikan Kepala (BMKG), Dwikorita Karnawati saat konferensi pers yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB) bertajuk ‘Kolaborasi Tangguh Atasi Tantangan Perubahan Iklim’, Senin (1/4/2024) di Jakarta. Dalam kesempatan itu, ia menyatakan bahwa Indonesia saat ini belum terdeteksi mengalami hotspot air, namun bukan berarti dalam skala lokal kekeringan tidak terjadi. Namun jika lengah dan gagal memitigasi, diproyeksikan pada 2045-2050 ketika Indonesia memasuki masa emas akan terjadi perubahan iklim dan mengalami krisis pangan.

Food and Agriculture Organization (FAO) bahkan beberapa waktu lalu telah memproyeksikan di tahun tersebut krisis pangan akan menimpa hampir seluruh negara di dunia. Tidak main-main, kurang lebih 500 juta petani skala kecil yang memproduksi 80% sumber pangan dunia menjadi pihak yang paling rentan pada perubahan iklim. “Cuaca ekstrem, iklim ekstrem, dan kejadian terkait air lainnya telah menyebabkan 11.778 kejadian bencana dalam kurun waktu 1970 hingga 2021,” ujar Dwikorita.

Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian serius adalah isu mengenai krisis air. Isu ini bahkan harus bergema di tingkat global. Indonesia sendiri akan mendorong pembahasan masalah krisis air ini dalam pertemuan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18 hingga 25 Mei 2024 mendatang. “Mewujudkan keadilan, ketersedian dan kualitas terhadap air saat ini masih belum dipandang adil secara global maupun regional. Inilah yang harus didorong untuk dibahas nanti. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan secara kolaboratif,” ujar Dwikorita.

Search