Keberhasilan swasembada beras selain karena produktivitas yang meningkat, juga ditopang meningkatnya diversifikasi pangan yang telah menurunkan konsumsi beras. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) selama lima tahun terakhir, konsumsi beras telah menurun dari 99 kilogram per kapita per tahun pada 2016 menjadi 94.4 kilogram per kapita per tahun pada 2021. Pakar Pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Ramdan Hidayat, mengatakan untuk mempertahankan swasembada beras, gerakan diversifikasi pangan sesuai program Pola Pangan Harapan harus ditingkatkan.
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arief Satria, mengatakan konsumsi beras per kapita itu masih dapat diturunkan hingga 85 kilogram per kapita per tahun sesuai rekomendasi Pola Pangan Harapan. Bila penurunan konsumsi beras per kapita sesuai pola pangan harapan ini dapat direalisasiakan, Indonesia semakin mandiri pangan. Bahkan sangat dimungkinkan dalam jangka panjang mampu menjadi eksportir beras yang memberi makan masyarakat dunia. Syaratnya, intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal harus berhasil dan petani harus sejahtera. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian lahan marjinal seperti lahan rawa, lahan eks tambang, lahan pasang surut, dan lahan dengan salinitas tinggi, menurutnya, perlu dicarikan terobosan teknologi. “Pada saat yang sama juga penting untuk menekan laju konversi lahan sawah produktif,” pungkas Arief.