Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memulai pembicaraan langsung dengan Iran terkait program nuklirnya pada Sabtu (12/4) mendatang. Pengumuman ini diutarakan Trump saat menjamu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih pada Senin (7/4). Trump menyampaikan harapannya agar pembicaraan langka dengan Iran ini dapat membuahkan hasil kesepakatan dengan Teheran. Ia juga memperingatkan Iran akan berada dalam “bahaya besar” jika pembicaraan tersebut gagal.
Trump menegaskan bahwa pertemuan AS-Iran ini tidak akan melibatkan perwakilan atau pihak ketiga dan akan berlangsung di level yang “hampir tertinggi”. “Saya pikir jika pembicaraan ini tidak berhasil, Iran akan berada dalam bahaya besar. Saya benci mengatakannya, tapi benar-benar dalam bahaya, karena mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” ujar Trump.
Pengumuman mengejutkan ini datang sehari setelah Iran menolak negosiasi langsung terkait kesepakatan baru untuk membatasi program nuklir negara tersebut, menyebut gagasan itu tidak berguna. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi membeberkan bahwa “pembicaraan tidak langsung tingkat tinggi” dengan AS ini akan berlangsung di Oman. Eskalasi ketegangan antara Iran dan AS kembali meningkat setelah Trump, dalam periode pertamanya sebagai presiden, menarik AS dari kesepakatan nuklir dengan Teheran pada 2018. Sejak itu, spekulasi luas bermunculan bahwa Israel, mungkin dengan dukungan AS, akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika kesepakatan baru tak tercapai.