BI Yakin Inflasi RI Terjaga Meski di AS Loncat ke 8,5 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis inflasi di Tanah Air dapat terjaga dan terkendali di sasaran yaitu 2 sampai 4 persen atau 3 persen plus minus 1 persen meski inflasi global kian melonjak. Salah satu negara dengan inflasi yang tengah meradang adalah Amerika Serikat (AS). Maret lalu inflasi di Negeri Paman Sam melesat hingga 8,5 persen.

Gubernur BI akan terus memantau tekanan kenaikan harga pangan dan energi yang bisa memicu kenaikan inflasi. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal dan moneter dengan baik. BI akan tetap menahan suku bunga Bank Indonesia di posisi 3,5 persen meskipun saat ini ekonom di Amerika Serikat (AS) memproyeksikan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) akan naik hingga 50 basis poin dalam beberapa bulan ke depan.

Perry menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga disebabkan oleh dua hal yakni inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, ia mengklaim suku bunga acuan BI saat ini tidak akan naik, sekalipun inflasi dapat saja meningkat akibat kenaikan harga pangan dan energi. Namun untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga, kini bank sentral telah melakukan normalisasi likuiditas dengan menguranginya dan menaikkan giro wajib minimum.

Sebelumnya, Badan Statistik Ketenagakerjaan AS mengumumkan bahwa inflasi telah melonjak hingga 8,5 persen pada Maret lalu. Angka ini diklaim menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Tak hanya AS, inflasi global juga merebak di beberapa negara seperti Spanyol dengan 9,8 persen dan Turki hingga 61 persen.

Search