Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Wahyu Agung Nugroho memproyeksi inflasi September 2022 tembus ke level 5,88 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi pada Agustus yang mencapai 4,69 persen yoy. Wahyu mengatakan peningkatan inflasi didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Meski begitu, Wahyu menuturkan pihaknya nanti akan mencocokkan hasil survei BI dengan rilis inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Hal ini dilakukan untuk mengukur seberapa aktual hasil dari survei BI. Wahyu mengatakan jika inflasi terus meningkat, BI akan fokus pada kebijakan moneternya demi menekan inflasi hingga akhir tahun. Selain itu, bank sentral juga akan lebih fokus untuk menstabilkan inflasi inti. Sebab, porsi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan itu kepada inflasi di akhir tahun cukup besar.
Sebelumnya, untuk menekan tingkat inflasi, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen pada September 2022. Demikian juga, suku bunga deposit facility naik sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, dan suku bunga lending facility naik sebesar 50 bps menjadi 5 persen.