Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75% dalam pertemuan bulan Agustus 2023. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, langkah ini dalam rangka menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global. “Ketidakpastian global tersebut menjadi risiko yang mempengaruhi pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas Josua. Ketidakpastian global tersebut sehubungan dengan pelemahan kinerja ekonomi China. Kemudian, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menimbulkan ekspektasi masih berlanjutnya kenaikan suku bunga AS dalam jangka pendek. Kondisi ini mempengaruhi nilai tukar rupiah yang dalam sebulan terakhir melemah sekitar 1,6% atau 245 poin ke level sekitar Rp 15.325 per dolar AS.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun juga cenderung meningkat 37 bps ke level 6,62%. Upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah gonjang-ganjing ini kemudian diharapkan mampu membatasi dampak inflasi barang impor (imported inflation). Sehingga pada akhirnya, akan menjangkar ekspektasi inflasi. Mengingat, inflasi berpotensi naik karena kenaikan inflasi pangan di tengah fenomena El Nino.