BI Diminta Cegah Pelemahan Rupiah

Ekonom Core Indonesia Piter Abdullah menilai BI perlu menaikkan suku bunga acuan untuk mengatur ekspektasi pasar. Kenaikan suku bunga acuan BI bisa menjadi sinyal bahwa BI tidak akan membiarkan pelemahan rupiah berlanjut.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Rabu (6/7) tercatat sebesar Rp 15.015 per dolar AS. Kurs rupiah melemah jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 14.990 per dolar AS.

Menurut Piter, sinyal ini akan menahan perilaku spekulatif yang bisa semakin memperlemah rupiah. Sementara itu, pelemahan rupiah yang cepat dalam sebulan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Hal itu seperti meningkatnya risiko global akibat pandemi dan perang yang tecermin pada inflasi tinggi dan perekonomian yang melambat atau bahkan resesi. Selain itu, ada pula dampak dari respons kebijakan moneter terhadap tingginya inflasi.

Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini baru fase awal. Tekanan berikutnya diproyeksikan terjadi saat kenaikan suku bunga acuan AS terjadi. Sinyal resesi ekonomi secara global seperti yang disampaikan berbagai lembaga keuangan menjadi kekhawatiran mendasar pelaku pasar. Pada saat yang bersamaan, BI masih menahan suku bunga acuan ketika terjadi kenaikan inflasi Juni sebesar 4,35 persen. Imbasnya, arus keluar dana asing masih akan tinggi.

Kita harus mempersiapkan diri dalam skenario yang terburuk. Inflasi naik dan konsumen tidak siap, berarti daya beli masyarakat bisa kontraksi.

Search