Pemerintah Jepang meminta warganya di China untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan, menyusul memanasnya hubungan kedua negara setelah komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan. Peringatan tersebut disampaikan Kedutaan Besar Jepang di China melalui situs resminya pada Senin (17/11/2025), waktu setempat. Dalam imbauannya, warga Jepang diminta memperhatikan lingkungan sekitar dan menghindari lokasi yang kerap menjadi tempat berkumpul masyarakat. China merespons dengan mengatakan bahwa keselamatan warga asing tetap menjadi prioritas. Namun, Beijing juga menegaskan telah kembali mengajukan protes keras kepada Tokyo terkait komentar Takaichi.
Ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo meningkat setelah Takaichi menyebut kemungkinan Jepang melakukan intervensi militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan. China, yang mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mengecam keras pernyataan itu. Beijing mendesak Takaichi untuk mencabut pernyataannya dan memanggil duta besar Jepang.
Upaya meredakan ketegangan kembali dilakukan pada Selasa (18/11/2025), saat pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Jepang untuk Urusan Asia-Pasifik, Masaaki Kanai, mengadakan pertemuan dengan Direktur Jenderal Urusan Asia Departemen Luar Negeri China, Liu Jinsong, di Beijing. Ketegangan politik turut berdampak pada sektor budaya. Media pemerintah China melaporkan bahwa pemutaran dua film Jepang ditunda. Penundaan tersebut semakin menandai memburuknya hubungan kedua negara di tengah perselisihan tentang Taiwan yang terus bereskalasi.
