Berkembang Signifikan, Perundingan Rusia-Ukraina Rancang 15 Poin Kesepakatan Damai

Rusia dan Ukraina dilaporkan membuat kemajuan “signifikan” menuju persetujuan gencatan senjata dan penarikan pasukan melalui rancangan 15 poin kesepakatan damai. Dokumen tersebut akan mendorong Kyiv menyetujui netralitas dan menerima pembatasan militernya, supaya serangan Rusia ke Ukraina terutama kepada warga sipilnya dihentikan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga diminta meninggalkan ambisi keanggotaan NATO, dan berjanji tidak menjadikan Ukraina sebagai tuan rumah pangkalan militer atau persenjataan Barat dengan imbalan perlindungan.

Tapi poin terbesar dalam kesepakatan perdamaian itu tetap desakan Rusia bahwa Ukraina mengakui aneksasi Krimea dan kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras seluruh Donbass harus berpisah dari Ukraina, bukan hanya bagian-bagian yang diduduki oleh pasukan pemberontak pro-Moskwa sebelum pertempuran pecah. Proposal tersebut dibahas secara penuh untuk pertama kalinya pada Senin (14/3/2022), dan kedua belah pihak mengatakan kemajuan telah dibuat. Namun para pejabat Ukraina skeptis Putin akan mematuhi persyaratan perjanjian, dan Kremlin mungkin akan mengulur waktu untuk berkumpul kembali sebelum serangan lain.

Meskipun tanda-tanda positif, Ukraina pada Rabu (16/3/2022) menolak rencana Rusia untuk menjadi ‘netral’ seperti Swedia atau Austria. Kyiv mengatakan kesepakatan apa pun perlu menyertakan jaminan keamanan yang ditanggung oleh mitra internasional, yang akan setuju membela Ukraina jika diserang lagi. Podolyak mengatakan komunitas internasional tidak dapat dibiarkan mengesampingkan serangan terhadap Ukraina, seperti yang terjadi saat ini, jika pertempuran dimulai kembali.

Search