Berkat Pertanian Organik, Petani Blora Lepas dari Ketergantungan Pupuk Kimia

Petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah tetap bercocok tanam padi di tengah musim kemarau. Mereka seolah tidak dilanda bencana kekeringan seperti yang terjadi di sejumlah wilayah lain di Blora. Mereka memanfaatkan sumur bor untuk mengairi sawahnya. Maka tak heran, selama setahun para petani itu biasanya panen sebanyak tiga kali. Sawah yang mereka garap hampir tidak pernah ditanami tanaman lain, selain padi. Saat ini, yang sedang tren di kalangan mereka yaitu bercocok tanam padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification) Organik.

Seorang petani bernama Supardi mengaku memulai pertanian organik sejak 2021. Dia memutuskan beralih ke organik karena sebelumnya selalu terkendala masalah pupuk kimia yang malah menjadi salah satu penyebab gagal panen. Dua tahun bergelut dengan pertanian organik, Supardi mengatakan ada penambahan pendapatan. Pada musim panen pertama menggunakan sistem pertanian organik, dirinya hanya mampu mendapatkan 5 karung gabah dengan luas lahan 3.000 meter persegi kemudian meningkat lagi 24 karung. Satu karung itu berisi 50 kilogram gabah. Dengan beralih ke pertanian organik mendapatkan banyak manfaat. Mulai dari kondisi tanah yang kembali subur, tidak tergantung dengan pupuk kimia, dan meningkatkan produktivitas meski diakuinya tak mudah saat memulainya.

Sementara itu, Edi Triyanto yang juga menggeluti pertanian organik mengaku hampir setiap hari dirinya pergi ke sawah untuk memastikan padi yang ditanamnya dapat tumbuh dengan baik. Dia membuat sendiri pupuk dan pestisida dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di sekitar tanpa mengeluarkan biaya besar. Misalnya pupuk kandang, baik dari kotoran sapi, kambing ataupun ayam. Dengan pertanian organik, para petani mendapatkan harga, kualitas dan hasil panen yang lebih baik, Per hektar 7,4 ton dari biasanya sekitar 5 ton.

Dukungan penuh terkait dengan pertanian organik juga diberikan oleh Pertamina. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini memang dalam beberapa tahun ke belakang fokus memberikan corporate social responsibility (CSR) dalam program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora ini. General Manager Pertamina EP Cepu Field Zona 11, Muzwir Wiratama mengaku CSR yang telah diberikan kepada para petani di blora dengan mengembangkan pertanian organik sudah cukup sukses dilaksanakan.

Search