Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara pada Mei 2023 telah mencapai Rp 1.005 triliun. Ini setara 32,8% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Belanja ini juga berhasil tumbuh 7,1% secara tahunan. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, realisasi belanja negara yang berhasil tumbuh 7,1% tersebut menandakan adanya percepatan belanja negara. Pada Mei 2022, terjadi kontraksi belanja negara lantaran pada tahun 2021 di periode yang sama realisasi belanjanya sudah sangat tinggi, yakni mencapai Rp 938,2 triliun. “Jadi percepatan belanja itu sudah kita mulai,” ujar Suahasil dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (26/6).
Bahkan, apabila dilihat secara kinerja per bulanan, pada Mei 2023 telah terjadi percepatan belanja sebesar Rp 248 triliun dari bulan sebelumnya. Tercatat, realisasi belanja negara pada April 2023 sebesar Rp 765,8 triliun. “Jadi selama bulan Mei sendiri terjadi percepatan belanja sekitar Rp 240 triliun. Ini adalah belanja yang cukup cepat untuk periode satu bulan. Kita akan terus mempercepat belanja negara,” katanya. Sementara itu, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti menambahkan, pertumbuhan belanja yang sebesar 7,1% sudah cukup signifikan. Pasalnya, pada Mei 2022 belanja negara hanya mencapai Rp 938,2 triliun atau terkontraksi 0,8%. Dirinya menyebut, biasanya siklus belanja negara akan meningkat tajam pada semester II, tepatnya pada September, Oktober dan November.
Namun, pihaknya sudah menurunkan tim ke kementerian dan lembaga (K/L) untuk memberikan bimbingan teknis untuk mempercepat belanja negara. “Kalau ada hal-hal yang terkait dengan aturan-aturan penyaluran yang belum dipahami, kita selalu berikan bimbingan teknis sehingga harapannya tidak ada kendala dari segi pengaturan,” terangnya.