Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap bekerja sama dengan SKK Migas dan Pertamina untuk menangani tingginya impor dan perbedaan harga LPG dalam negeri. Bahlil Lahadalia yang baru saja ditunjuk sebagai Menteri ESDM bahkan mengatakan akan bergegas menyelesaikan masalah tersebut. Perbedaan harga yang signifikan memberikan ruang bagi masuknya impor yang berlebihan, yang harus segera diatasi. Ia akan mengajak Pertamina dan SKK Migas duduk bersama mencari solusi. “Jadi Pertamina nanti kita duduk bareng, jangan selisih harganya sampai 50 Dolar AS, 60 Dolar AS, itu berarti memberikan ruang impor yang masuk terlalu banyak itu,” katanya. Ia menyatakan bahwa kondisi ini harus segera diatasi agar tidak merugikan pasar dalam negeri, sehingga tugas utamanya saat ini hingga dua bulan ke depan adalah memastikan harga LPG dalam negeri tidak jauh lebih murah dibandingkan dengan harga impor.