Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkap sejumlah target Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum tercapai hingga saat ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, Jokowi mematok ekonomi tumbuh 6,2 persen-6,5 persen. Namun, realisasi 2022 baru di angka 5,31 persen. Kedua, tingkat kemiskinan yang ingin ditekan hingga 6 persen sampai 7 persen. Akan tetapi, pencapaian tahun lalu masih tinggi di angka 9,57 persen. Ketiga, tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang dipatok bisa di angka 3,6 persen hingga 4,3 persen. Sementara itu, realisasi tahun lalu masih tinggi menyentuh 5,86 persen. Keempat, rasio gini yang ditargetkan menyentuh 0,374. Sedangkan tahun lalu masih di angka 0,381.
Meski demikian, Suharso mengatakan ada juga target yang tercapai. Target tersebut salah satunya, penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam RPJMN, GRK dipatok menembus 27,3 persen. Target ini tercapai dengan nilai yang bahkan menyentuh 26,87 persen pada 2022. Target tercapai lainnya adalah nilai tukar petani (NTP). Dalam RPJMN, pemerintah menargetkan nilai tukar petani 100,5. Pada tahun lalu, nilai tukar sudah menyentuh 107. Hal yang sama, juga berhasil dicapai dalam target nilai tukar nelayan (NTN). Pemerintah menargetkan 100,2-107. Tapi realisasinya sebesar 106 pada tahun lalu.
Suharso mengatakan pemerintah masih punya mimpi ambisius; menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem hingga mendekati 0 persen pada 2024. Ada 3 skenario yang akan dilakukan pemerintah, yakni pertama intervensi dengan pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin. Kedua, peningkatan pendapatan. Ketiga, meminimalkan kantong-kantong kemiskinan. Untuk pengurangan kantong-kantong kemiskinan, Suharso menegaskan tidak bisa dilakukan di tingkat pusat saja, melainkan butuh bantuan pemerintah daerah.