Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor tekstil meningkat di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tersebut. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan hampir seluruh ekspor komoditas tekstil naik pada periode April ke Mei 2024. “Nilai ekspor komoditas tekstil atau kode HS dari 50 sampai 63 cenderung mengalami peningkatan pada Mei dibandingkan April 2024,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (19/6).
Dari seluruh komoditas, hanya satu yang mengalami penurunan yakni kode HS 50 atau sutera. Sedangkan, secara kumulatif pada Januari-Mei 2024 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, terjadi penurunan ekspor. “Secara kumulatif ekspor tekstil mengalami penurunan 0,80 persen,” jelasnya. Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat ada sekitar 13.800 buruh tekstil terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024. Presiden KSPN Ristadi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/6), menyebut PHK ini tersebar di beberapa wilayah perusahaan tekstil. Misalnya, pabrik milik PT Alenatex yang tutup di Bandung, Jawa Barat pada beberapa waktu lalu. Ristadi mengatakan karyawan PT Alenatex mulanya ribuan, sekitar 2.000 orang lebih. Namun, perusahaan tersebut melakukan PHK secara bertahap.