Bank Indonesia (BI) menyebut ada kemungkinan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed fund rate atau FFR, naik. “Sekarang itu kami masih melihat probabilitas kenaikan Fed fund rate-nya di Desember 40 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, dikutip Senin, 6 November 2023. Sebagai informasi, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen. Keputusan ini diambil pada rapat yang digelar 31 Oktober-1 November 2023. Perry akan memperhatikan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed di Desember. Tapi jika naik, tutur dia, sepertinya menjadi kenaikan yang terakhir. “Karena pengendalian permintaan agregat sekarang tidak hanya dari sisi moneternya,” ujar Perry.
Perry mengatakan kenaikan yield US treasury atau imbal hasil obligasi pemerintah AS juga bisa mengerem permintaan agregat. Hal ini didukung pernyataan petinggi The Fed Jeremy Powell. “Tapi satu statement dari Jeremy Powell yang perlu kita cermati, meskipun hawkish, ada tambahan kalimat bahwa kenaikan yield obligasi treasury itu membantu untuk upaya di moneternya dalam pengendalian inflasi,” kata Perry. Dengan begitu, diharapkan kenaikan yield US treasury bisa membantu dan saling bersinergi dengan pengaturan suku bunga untuk pengendalian inflasi ke depan. “Itu yang harus kita takar,” kata Perry.