Bangun Smelter Manyar, Freeport Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun smelter tembaga dengan design single line terbesar di dunia, yang akan menjadi bagian dari ekosistem kendaraan listrik. Direktur Utama PTFI Tony Wenas mengatakan, hal itu sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung agenda percepatan pengembangan industri hilir dan transformasi ekonomi nasional. Tony menegaskan, PTFI akan terus memastikan kesinambungan pembangunan Smelter Manyar.

Adapun pembangunan smelter juga sebagai antisipasi tren peralihan ke moda transportasi tenaga listrik rendah emisi. Ke depannya, permintaan tembaga dunia disebut semakin banyak, seiring peningkatan permintaan kendaraan listrik dan pengembangan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Terlebih, lanjut Tony, 65 persen kebutuhan tembaga dunia adalah untuk menghantarkan listrik. Dia yakin, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat. Kendaraan listrik menggunakan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional, dan teknologi energi terbarukan menggunakan tembaga empat sampai lima kali lebih banyak dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Pada akhir Desember 2022, Smelter Manyar telah mencapai progres konstruksi 51,7 persen, dengan biaya investasi sebesar US$1,63 miliar atau setara Rp25 triliun dari total investasi sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp42 triliun. Capaian ini sesuai dengan kurva-S dari rencana kerja proyek yang telah disetujui pemerintah. Untuk diketahui, Smelter Manyar memiliki kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) konsentrat tembaga per tahun, dan akan menghasilkan 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Search