Badan Anggaran (Banggar) DPR RI mendukung pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang selanjutnya direalokasi atau dialihkan ke sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan. Pengalihan itu mendesak karena subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran. Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (29/8), mengatakan realokasi subsidi terutama ke pos belanja yang diperlukan masyarakat miskin, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan upah tenaga kerja, bantuan sosial produktif UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) atau fasilitas kesehatan dan pendidikan agar dana APBN lebih dirasakan masyarakat.
BBM bersubsidi, seharusnya hanya digunakan oleh motor dan mobil plat kuning (kendaraan umum) serta kendaraan taksi online, tapi penikmat subsidi justru sebagian besar adalah orang kaya, seperti pertalite yang 80 persen dikonsumsi kalangan mampu, hanya 20 persen dinikmati rumah tangga tidak mampu. Berkaitan dengan masih banyaknya kendaraan pribadi yang menikmati subsidi BBM, Said mengatakan bahwa pemerintah seharusnya melakukan revisi peraturan pemerintah (PP) yang mengatur bahwa BBM bersubsidi hanya untuk kendaraan bermotor dan kendaraan umum. Kalau subsidi BBM dialihkan ke sektor lain yang lebih tepat sasaran, tentu sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Misalnya saja, untuk pembangunan sekolah dasar (SD) atau untuk melengkapi peralatan kesehatan di tiap-tiap puskesmas tingkat kelurahan dan kecamatan.
Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, mengatakan masalah harga BBM hanya bisa diselesaikan jika pemerintah dengan sungguh-sungguh mau masuk ke masalah sesungguhnya yakni penikmat BBM bersubsidi selama ini. Salamuddin menyebut sudah banyak perencanaan pengaturan penyaluran BBM bersubsidi, namun sampai hari ini tidak ada satu pun yang dieksekusi. Malaysia saja, mengalokasikan subsidi untuk 40 persen penduduk berpendapatan terbawah. Indonesia bisa mencoba aneka cara seperti 27 juta penduduk miskin, hanya sepeda motor, sepeda motor dan mobil di bawah 1.500 cc tahun lama.